KARYA TULIS
PENYAKIT DIABETES MELITUS
Diajukan untuk
memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum
Dosen
Pembimbing:
Yayan Carlian,
M.Pd
Novia Rizkianty
S
(1152070051)
Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan MIPA
Program Studi
Pendidikan Fisika
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan
Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Penyakit
Diabetes Melitus” diharapkan bisa membuat pembaca mengerti tentang penyakit
Diabetes Melitus. Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mandiri mata kuliah Biologi Umum.
Proses
pembuatan karya tulis ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang membantu penulis
dalam pembuatan karya tulis ini. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatannya.
Penulis
menyadari dalam menyusun karya tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaaan baik dalam materi maupun cara penyajian penulisannya. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan
dan kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat
khususnya untuk kami dan umumnya untuk pembaca. Amin.
Bandung, Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR………………………………………………………...i
DAFTAR
ISI
………………………………………………………………….ii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar
belakang……………………………………………………..1
1.2 Tujuan………………………………….……………………..........1
1.3 Manfaat…….………………………………………………….......1
1.4 Batasan
Masalah...............................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Diabetes Melitus.............................................................3
2.2 Penyebab
Penyakit Diabetes Melitus................................................5
2.3 Cara
Pengobatan dan Cara Menghindari Penyakit
Diabetes Melitus...............................................................................8
BAB
III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................12
3.2 Saran...............................................................................................12
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………….....................…....13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus adalah suatu
penyakit yang sudah cukup familiar di tengah-tengah masyarakat sekarang.
Penyakit ini berkaitan dengan kurang optimalnya hormon insulin didalam tubuh.
Ada 3 jenis diabetes melitus, yang pertama adalah diabetes melitus type 1,
diabetes type 2 dan diabetes type 3. Type 1 adalah penyakit diabetes yang biasa
terjadi pada usia 40 tahun kebawah sedangkan type 2 adalah diabetes melitus
yang biasa terjadi pada orang yang berusia 40 tahun ke atas. Type 3 adalah
diabetes melitus yang biasa terjadi pada ibu hamil yang tidak dapat mengontrol
asupan kadar glukosa ke tubuh. Sehingga glukosa menjadi menumpuk dan tidak dirubah
menjadi energi. Tetapi pada type 3 ini akan sembuh dengan sendirinya ketika
sang ibu telah melahirkan.
Diabetes yang paling banyak
terjadi adalah diabetes type 2. Salah
satu penderita diabetes melitus type 2 ini adalah ayah penulis sendiri. Hal
inilah yang membuat penulis berkeinginan untuk membuat laporan ini untuk
mengetahui penyebab, gejala awal, gejala saat akan kambuh dan mengetahui
bagaimana cara untuk mengobati dan menghindarinya.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari Diabetes Melitus?
2.
Apa saja penyebab dari penyakit Diabetes Melitus?
3.
Bagaimana cara mengobati dan cara menghindari
penyakit Diabetes Melitus?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari Diabetes Melitus.
2.
Untuk mengetahui penyebab dari penyakit Diabetes
Melitus.
3.
Untuk mengetahui cara mengobati dan cara
menghindari penyakit Diabetes Melitus.
1.4 Batasan Masalah
Dalam
karya tulis ini penulis membatasi masalah hanya sebatas penyakit Diabetes
Melitus Type 2 saja karena penyakit ini adalah penyakit Diabetes yang umum
terjadi di masyarakat yang berumur 35-40 tahun keatas. Dan juga karena penyakit
inilah yang diderita oleh ayah penulis sehingga mengetahui lebih jelas tentang
penyakit ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.4 Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya
gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin.
Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya
dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Diabetes adalah nama yang diberikan untuk gangguan
keseimbangan kimiawi dalam tubuh, yang bisa berpengaruh terhadap sejumlah
anggota tubuh lainnya. Kata diabetes berasal dari ungkapan Yunani yang berarti
“ bocor “. Kata ini mengacu kepada peningkatan frekuensi berkemih dan kehausan
yang sering terjadi pada orang yang baru diketahui menderita diabetes atau yang
penyakitnya tidak dirawat.
Diabetes sebagian diwariskan, meskipun tidak disadari ada
keluarga yang memiliki penyakit ini. Bila diabetes mulai muncul sebelum usia 40
tahun, seringkali tidak terdapat insulin sama sekali, mungkin akibat kerusakan
tambahan yang berat pada kelenjar pankreas oleh suatu virus. Biasanya gejalanya
begitu mendadak dan berat, dan bagi pasien dengan kondisi tersebut hanya
insulin yang dapat digunakan dalam pengobatan.
Sebenarnya gejala itu muncul hanya karena kelebihan berat
badan atau karena pengaruh penuaan atau obat-obatan tertentu. Atau mungkin hal
itu disebabkan oleh stress seperti keresahan, infeksi, atau penyakit lainnya.
Pada semua keadaan ini, keperluan tubuh akan insulin meningkat, tetapi tidak dapat dipenuhi oleh pulau-pulau yang rusak. Jika terdapat kekurangan insulin hanya sedikit, glukosa dalam darah tidak bisa memasuki sel-sel jaringan dengan sempurna. Maka kadarnya dalam darah tetap di atas normal meskipun anda tidak makan apapun. Setelah makan, kadar glukosa darah naik lebih tinggi dan tetap tinggi untuk waktu yang lama.
Pada semua keadaan ini, keperluan tubuh akan insulin meningkat, tetapi tidak dapat dipenuhi oleh pulau-pulau yang rusak. Jika terdapat kekurangan insulin hanya sedikit, glukosa dalam darah tidak bisa memasuki sel-sel jaringan dengan sempurna. Maka kadarnya dalam darah tetap di atas normal meskipun anda tidak makan apapun. Setelah makan, kadar glukosa darah naik lebih tinggi dan tetap tinggi untuk waktu yang lama.
Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan
komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan
dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit
kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama
dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan
saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi.
Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh
diabetes mellitus seperti Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down,
penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit
Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram,
leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan
lain-lain.
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset
diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus,
NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh
rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan
metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan
disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap
insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin
yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap
insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun
meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.[14] Mutasi gen tersebut sering
terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada
manusia.
Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4
dan hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis
dan glukoneogenesis pada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan
laju reaksi esterifikasi pada hati. NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia,
lipodistrofi, dan sindrom resistansi insulin. Pada tahap awal kelainan yang
muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan
meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan
obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau
mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi
insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada
beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya
resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi
terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari
adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. Obesitas
ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan
jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga,
walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi
anak remaja dan anak-anak. Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala
sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 awalnya diobati dengan cara perubahan
aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan
lewat pengurangan berat badan.
2.5 Penyebab Penyakit Diabetes Melitus
2.5.1
Teori biologi
Diabetes Melitus disebabkan karena proses perombakan glukosa
menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu
menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama
urine. Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya
dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.
(Hedi,http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/09/20-penyakit-pada-sistem-ekskresi-manusia.html akses 2 Desember 2015)
Diabetes disebabkan oleh tiadanya sebagian atau seluruh
insulin. Hormon ini normalnya dilepaskan secara langsung ke dalam sirkulasi
darah dari kantong-kantong kecil sel yang dinamakan pulau-pulau Langerhans, yang
tersebar di seluruh kelenjar pankreas (kelenjar perut). Pankreas terletak di
perut sebelah atas, tepat di bawah hati, sebagian berada di belakang lambung,
di kelilingi usus halus.Pankreas juga meghasilkan enzim-enzim, yang mengalir
melalui suatu saluran ke usus halus, dan berfungsi membantu pencernaaan
makanan. Bagian dari pankreas ini jarang terpengaruh oleh diabetes. Banting dan
Best adalah dua orang Kanada yang pada tahun 1921 pertama kali mengambil
insulin dalam bentuk yang bisa digunakan dari pankreas binantang. Tidak lama
kemudian insulin itu terbukti berhasil dalam mengobati diabetes manusia.
Kira-kira satu dari lima puluh orang adalah penderita diabetes, walaupun hanya
satu dari empat orang penderita diabetes yang benar-benar memerlukan insulin
untuk pengobatannya. Gejalah sering merasa haus timbul karena tingginya kadar
gula (glukosa) dalam air kemih. Waktu dikeluarkan, gula dalam air kemih membawa
serta air, sehingga tubuh menjadi kering dan merasa haus. Hal ini diikuti
dengan penimbunan gula yang berlebihan dalam darah, karena tidak terdapat cukup
insulin dalam tubuh untuk mengendalikannya.
(http://www.biologimu.com/2011/03/diabetes-mellitus.html
akses 2 Desember 2015)
2.5.2
Penyebab Lainnya
a)
Pola hidup yang buruk
Pola hidup buruk adalah
faktor utama terjadinya penyakit diabetes ini, seperti kita makan berbagai
macam jenis makanan dalam jangka waktu yang dekat tanpa diimbangi dengan olah
raga yang teratur atau minum air putih yang cukup dapat menyebabkan gula
tertimbun dan tidak dirubah kedalam bentuk energi
b)
Jarang berolahraga
Jarang berolahraga juga
menjadi faktor pemicu munculnya penyakit diabetes karena gula dalam tubuh
tertumpuk sehingga tidak berubah menjadi energi. Dan menyebabkan obesitas,
penderita obesitas sangat memungkinkan untuk memicu berbagai macam penyakit
berbahaya salah satunya seperti penyakit diabetes ini
c)
Keturunan
Menurut penelitian
bahwa orang yang memiliki keturunan diabetes
kemungkinan 6 kali lebih beresiko terkena penyakit diabetes. Maka dari
itu yang sudah ada keturunan penyakit ini harus benar-benar menjaga pola makan
dan pola hidupnya agar selalu sehat dan tidak terkena penyakit ini
d)
Terlalu banyak memakan makanan berpengawet
Bahan pengawet
sangatlah berbahaya bagi semua orang
bukan saja menyebabkan penyakit diabetes tapi berbagai penyakit lainnya.
e)
Terlalu banyak makanan yang mengandung
kadar gula tinggi
Hal ini benar-benar
sangat memicu penyakit diabetes karena tubuh kelebihan asupan gula sehingga
kadar gula darah dalam tubuh dan urine menjadi tinggi dan menyebabkan proses
penyaringan darah di ginjal menjadi terganggu
f)
Kurang minum air putih
Kurangnya meminum air
putih menyebabkan tubuh kurang cairan dan juga sedikit mengganggu kinerja
ginjal
2.5.3
Gejala Awal Penyakit Diabetes Melitus
a)
Pegal-pegal
Badan calon penderita
seringkali merasa pegal-pegal, pegal-pegal ini tidak dapat mereda walaupun
sudah di pijat dan diberi obat.
b)
Susah tidur
Penderita sering kali
susah tidur dimalam hari maupun disiang hari. Walaupun dapat tertidur itu hanya
sebentar dan merasa tidak nyenyak
c)
Mudah gelisah
Calon penderita akan
merasa mudah gelisah. Jantung seringkali berdebar dan ini sangat menyulitkan
untuk dapat tertidur
d)
Berat badan menurun
Terjadi penurunan berat
badan yang cukup sidnifikan. Biasanya hal ini terjadi pada penderita yang
memiliki berat badan yang tinggi atau penderita obesitas
e)
Pandangan kabur dan tidak fokus
Pandangan selalu kabur
dan tidak fokus. Ini seringkali terjadi pada setiap bangun pagi atau ketika
siang hari. Biasanya akan secara tiba-tiba sehingga menggangu penderita
f)
Cepat lelah
Calon penderita akan
cepat lelah walaupun hanya melakukan
sedikit aktifitas bahkan tidak melakukan aktifitas apapun. Sehingga
mengharuskan calon penderita terus menerus beristirahat atau hanya diam diri di
tempat tidur.
g)
Rasa haus yang berlebihan
Hal ini terjadi baik pada malam hari
maupun siang hari.
h)
Intensitas buang air kecil menjadi lebih sering dan
sulit dikontrol.
i)
Nafsu makan yang terus meningkat dan rasa lapar yang
sulit untuk dikendalikan.
j)
Tubuh akan menjadi terlihat lebih kurus sementara kondisi
makan dan minum sangat wajar.
2.5.4 Gejala Saat Akan Kambuh
a)
Wajah memucat
Wajah akan memucat
sepanjang hari karena merasa sanggat lelah
b)
Cepat haus
Penderita akan merasa
cepat haus dan tenggorokan terasa sangat kering. Terkadang 8 liter pun tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
c)
Air kencing yang tertampung di toilet
dikerubungi semut
Hal ini sering terjadi
pada penderita yang diabetesnya mulai kambuh kembali. Hai ini lah salah satu
cara termudah dan terpraktis untuk mengetahui tentang kenaikan kadar gula.
d)
Adanya rasa keinginan yang sangat untuk
memakan makanan yang manis.
Ini paling sulit
dihindari karena nafsu makan yang cukup besar untuk memakan makanan manis.
e)
Berkeringat berlebih walaupun tidak
melakukan aktifitas apapun
Sebesar biji jagung.
Itulah kata-kata yang sering diungkapkan karena keringat yang keluar memanglah
sangat banyak dan besar.
2.6 Cara Pengobatan dan Cara
Menghindari Penyakit Diabetes Melitus
2.3.1
Pengobatan
Medis
1.
Menjalani tes HbA1c
Penderita diabetes dianjurkan untuk menjalani
pemeriksaan konsentrasi gula darah pada tiap 2-3 bulan. Pemeriksaan ini akan
memperlihatkan tingkat kadar gula darah dalam beberapa bulan terakhir, serta
keefektifan pengobatan.
Ketika tubuh sedang memproses gula,
gula dalam darah secara otomatis melekatkan diri pada hemoglobin. Makin tinggi
kadar gula dalam darah, makin banyak hemoglobin yang terkait dengan gula dan
hemoglobin inilah yang disebut HbA1c. Tes HbA1c mengukur jumlah hemoglobin yang
mengandung glukosa.
Jika memiliki kadar gula darah yang
tinggi selama 2-3 bulan terakhir, hasil tes HbA1c akan menunjukkan angka yang
tinggi sebagai indikasinya. Karena itu jenis pengobatan yang dijalani mungkin
perlu diubah. Nilai rujukan normal untuk tes HbA1c penderita diabetes adalah di
bawah 6,5%.
2.
Pemberian Obat pada Penderita.
Biasanya obat ini berbentuk tablet.
Berikut beberapa jenis obat yang sering diberikan kepada para pemderita berikut
dengan fungsinya:
a)
Metformin untuk mengurangi
kadar gula darah
Metformin bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan
hati ke aliran darah dan membuat tubuh lebih responsif terhadap insulin. Ini
obat pertama yang sering dianjurkan bagi penderita diabetes tipe 2.
Berbeda dengan obat-obat lain,
metformin tidak menyebabkan kenaikan berat badan. Karena itu obat ini biasanya
diberikan untuk penderita yang mengalami kelebihan berat badan.
Tetapi metformin kadang-kadang dapat
menyebabkan efek samping yang ringan, misalnya mual dan diare. Dokter juga tidak akan menganjurkan obat ini untuk
penderita diabetes yang mengalami masalah ginjal.
b) Sulfonilurea
untuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas
Sulfonilurea berfungsi meningkatkan produksi insulin
dalam pankreas. Penderita diabetes yang tidak dapat meminum metformin atau
tidak kelebihan berat badan mungkin akan diberikan obat ini. Jika metformin
kurang efektif untuk mengendalikan kadar gula darah Anda, dokter mungkin akan
mengkombinasikannya dengan sulfonilurea. Contoh-contoh obat ini adalah Glimepiride Glibenclamide Glipizide Gliclazide Gliquidone
Sulfonilurea akan meningkatkan kadar insulin dalam
tubuh sehingga dapat mempertinggi risiko hipoglikemia jika
salah pemakaiannya. Selain itu, obat ini memiliki efek samping seperti kenaikan
berat badan mual dan muntah diare
c) Glitazone
(thiazolidinedione) sebagai pemicu terhadap insulin
Glitazone (misalnya, pioglitazone)
biasanya dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea, atau keduanya. Obat ini
berfungsi membuat sel-sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin sehingga lebih
banyak gula yang dipindahkan dari dalam darah.
Obat ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan
pembengkakan pada pergelangan kaki. Anda tidak dianjurkan untuk meminum pioglitazone
jika pernah mengalami gagal jantung
atau berisiko terkena patah tulang.
Di beberapa negara, risoglitazone yang
merupakan salah satu jenis obat glitazone telah dicabut dari pasaran
karena terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung
seperti serangan
jantung dan gagal jantung. Jika mengkonsumsinya,
konsultasikanlah potensi efek sampingnya dengan dokter Anda.
d) Gliptin (dipeptidyl
peptidase-4 inhibitor) sebagai pencegah pemecahan GLP-1
Gliptin atau
penghambat DPP-4 mencegah pemecahan hormon GLP-1 (glucagon-like
peptide-1). GLP-1 adalah hormon yang berperan dalam produksi insulin
saat kadar gula darah tinggi. Dengan demikian, gliptin membantu menaikkan
tingkat insulin saat kadar gula naik.
Gliptin
(misalnya, linagliptin, saxagliptin, sitagliptin, dan vildagliptin)
dapat menghambat peningkatan kadar gula darah tinggi tanpa menyebabkan
hipoglikemia. Obat ini tidak menyebabkan kenaikan berat badan dan biasanya
diberikan jika penderita tidak bisa meminum sulfonilurea atau glitazone,
atau dikombinasikan dengan keduanya.
e) Agonis
GLP-1 sebagai pemicu insulin tanpa risiko hipoglikemia
Exenatide adalah agonis GLP-1 dengan
kinerja yang mirip hormon GLP-1 alami. Obat ini diberikan melalui
suntikan sebanyak dua kali sehari. Exenatide dapat memicu produksi
insulin saat terjadi peningkatan kadar gula darah tanpa risiko hipoglikemia.
Sebagian
besar penderita diabetes yang meminum exenatide juga dapat mengalami
penurunan berat badan. Obat ini umumnya diberikan kepada penderita diabetes
yang meminum metformin serta sulfonilurea dan mengalami obesitas.
Jenis agonis
GLP-1 lainnya adalah liraglutide yang disuntikkan sekali dalam
sehari. Penelitian membuktikan bahwa obat ini juga dapat menurunkan berat
badan. Liraglutide juga umumnya diberikan pada penderita diabetes yang
meminum metformin serta
sulfonilurea dan mengalami obesitas.
f)
Acarbose untuk memperlambat
pencernaan karbohidrat
Acarbose
memperlambat pencernaan karbohidrat menjadi gula dalam tubuh. Obat ini mencegah
peningkatan kadar gula darah yang terlalu cepat setelah penderita diabetes
makan.
Obat ini dapat menyebabkan efek samping diare dan perut kembung
sehingga jarang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Tetapi dokter tetap
akan memberikannya jika penderita tidak cocok meminum obat lain.
2.3.2
Pengobatan
Traditional
1.
Daun
Sirih Merah
Daun sirih merah ternyata cukup ampuh dalam menurunkan kadar gula dalam
tubuh. Caranya yaitu dengan merebus 3 helai daun sirih yang sudah di cuci lalu
rebus dengan air sebanyak dua gelas. Rebus hingga kira-kira hasil rebusan
menjadi satu gelas. Minum sehari sekali untuk menjaga gula darah atau ketika
kambuh.
2.
Dauh
Jati Kering
Daun jati kering juga cukup ampuh untuk menurunkan kadar gula dalam
tubuh dengan syarat harus daun jati yang benar benar kering dan berwarna coklat
kering yang sudah jatuh ke tanah. Cuci bersih daun-daun jati kering setelah itu
rebus sampai air berwarna merah tua. Minum air ini satu hari satu kali
2.3.3
Cara
Menghindari Penyakit Diabetes Melitus
1.
Berhenti
atau hindari rokok
2.
Menjaga
berat badan agar tidak obesitas
3.
Melakukan
olah raga yang teratur
4.
Menjalankan
pola hidup sehat
5.
Hindari
atau kurangi makanan yang mengandung banyak glukosa
2.3.4
Anjuran
untuk Penderita Diabetes
a)
Rajin
berolah raga agar tubuh selalu sehat.
b)
Kurangi
makanan yang mengandung glukosa agar tidak cepat kambuh
c)
Selalu
menjaga berat tubuh
d)
Hindari
minuman bersoda
e)
Hindari
rokok
f)
Jangan
terlalu banyak melakukan aktifitas
g)
Ketika
sudah memiliki enyakit diabetes maka saat memakan buah bahan usahakan hanya
melon dan semangka saja.
h)
Mempunyai
penyakit diabetes bukan berarti membatasi jumlah karbohidrat yang dimakan
tetapi sedikit mengurangi. Bagi penderita diabetes boleh memakan nasi yang baru
dimasak tetapi hanyalah sedikit.untuk hal ini bisa juga diganti dengan oatmeal
atau sereal
i)
Perbanyak
memakan sayuran
DAFTAR
PUSTAKA
Sasrawan Hedi.
“Penyakit Pada Ekskresi Manusia” http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/09/20-penyakit-pada-sistem-ekskresi-manusia.html (akses 2 Desember 2015 pkl 19.55)
“Diabetes
Mellitus”. http://www.biologimu.com/2011/03/diabetes-mellitus.html (akses 2 Desember 2015 pkl 19.33)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar