Sabtu, 13 Februari 2016

Karya Tulis Penyakit Diabetes Melitus



          KARYA TULIS
PENYAKIT DIABETES MELITUS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Umum
Dosen Pembimbing:
Yayan Carlian, M.Pd



Novia Rizkianty S
(1152070051)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan MIPA
Program Studi Pendidikan Fisika


photo.jpg

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Penyakit Diabetes Melitus” diharapkan bisa membuat pembaca mengerti tentang penyakit Diabetes Melitus. Karya tulis ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mandiri mata kuliah Biologi Umum.
Proses pembuatan karya tulis ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang membantu penulis dalam pembuatan karya tulis ini. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatannya.
Penulis menyadari dalam menyusun karya tulis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaaan baik dalam materi maupun cara penyajian penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat khususnya untuk kami dan umumnya untuk pembaca. Amin.

Bandung, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………...i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang……………………………………………………..1
1.2  Tujuan………………………………….……………………..........1
1.3  Manfaat…….………………………………………………….......1
1.4  Batasan Masalah...............................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Diabetes Melitus.............................................................3
2.2  Penyebab Penyakit Diabetes Melitus................................................5
2.3  Cara Pengobatan dan Cara Menghindari Penyakit
Diabetes Melitus...............................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1     Kesimpulan.....................................................................................12
3.2     Saran...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………….....................…....13





BAB I
 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang sudah cukup familiar di tengah-tengah masyarakat sekarang. Penyakit ini berkaitan dengan kurang optimalnya hormon insulin didalam tubuh. Ada 3 jenis diabetes melitus, yang pertama adalah diabetes melitus type 1, diabetes type 2 dan diabetes type 3. Type 1 adalah penyakit diabetes yang biasa terjadi pada usia 40 tahun kebawah sedangkan type 2 adalah diabetes melitus yang biasa terjadi pada orang yang berusia 40 tahun ke atas. Type 3 adalah diabetes melitus yang biasa terjadi pada ibu hamil yang tidak dapat mengontrol asupan kadar glukosa ke tubuh. Sehingga glukosa menjadi menumpuk dan tidak dirubah menjadi energi. Tetapi pada type 3 ini akan sembuh dengan sendirinya ketika sang ibu telah melahirkan.
Diabetes yang paling banyak terjadi adalah diabetes type 2.  Salah satu penderita diabetes melitus type 2 ini adalah ayah penulis sendiri. Hal inilah yang membuat penulis berkeinginan untuk membuat laporan ini untuk mengetahui penyebab, gejala awal, gejala saat akan kambuh dan mengetahui bagaimana cara untuk mengobati dan menghindarinya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari Diabetes Melitus?
2.      Apa saja penyebab dari penyakit Diabetes Melitus?
3.      Bagaimana cara mengobati dan cara menghindari penyakit Diabetes Melitus?
1.3  Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian dari Diabetes Melitus.
2.      Untuk mengetahui penyebab dari penyakit Diabetes Melitus.
3.      Untuk mengetahui cara mengobati dan cara menghindari penyakit Diabetes Melitus.



1.4  Batasan Masalah
Dalam karya tulis ini penulis membatasi masalah hanya sebatas penyakit Diabetes Melitus Type 2 saja karena penyakit ini adalah penyakit Diabetes yang umum terjadi di masyarakat yang berumur 35-40 tahun keatas. Dan juga karena penyakit inilah yang diderita oleh ayah penulis sehingga mengetahui lebih jelas tentang penyakit ini.


BAB II
PEMBAHASAN

2.4  Pengertian Diabetes Melitus
Diabetes melitus adalah kelainan pada ginjal karena adanya gula (glukosa) dalam urine yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Diabetes adalah nama yang diberikan untuk gangguan keseimbangan kimiawi dalam tubuh, yang bisa berpengaruh terhadap sejumlah anggota tubuh lainnya. Kata diabetes berasal dari ungkapan Yunani yang berarti “ bocor “. Kata ini mengacu kepada peningkatan frekuensi berkemih dan kehausan yang sering terjadi pada orang yang baru diketahui menderita diabetes atau yang penyakitnya tidak dirawat.
Diabetes sebagian diwariskan, meskipun tidak disadari ada keluarga yang memiliki penyakit ini. Bila diabetes mulai muncul sebelum usia 40 tahun, seringkali tidak terdapat insulin sama sekali, mungkin akibat kerusakan tambahan yang berat pada kelenjar pankreas oleh suatu virus. Biasanya gejalanya begitu mendadak dan berat, dan bagi pasien dengan kondisi tersebut hanya insulin yang dapat digunakan dalam pengobatan.
Sebenarnya gejala itu muncul hanya karena kelebihan berat badan atau karena pengaruh penuaan atau obat-obatan tertentu. Atau mungkin hal itu disebabkan oleh stress seperti keresahan, infeksi, atau penyakit lainnya.
Pada semua keadaan ini, keperluan tubuh akan insulin meningkat, tetapi tidak dapat dipenuhi oleh pulau-pulau yang rusak. Jika terdapat kekurangan insulin hanya sedikit, glukosa dalam darah tidak bisa memasuki sel-sel jaringan dengan sempurna. Maka kadarnya dalam darah tetap di atas normal meskipun anda tidak makan apapun. Setelah makan, kadar glukosa darah naik lebih tinggi dan tetap tinggi untuk waktu yang lama.
Semua jenis diabetes mellitus memiliki gejala yang mirip dan komplikasi pada tingkat lanjut. Hiperglisemia sendiri dapat menyebabkan dehidrasi dan ketoasidosis. Komplikasi jangka lama termasuk penyakit kardiovaskular (risiko ganda), kegagalan kronis ginjal (penyebab utama dialisis), kerusakan retina yang dapat menyebabkan kebutaan, serta kerusakan saraf yang dapat menyebabkan impotensi dan gangren dengan risiko amputasi. Komplikasi yang lebih serius lebih umum bila kontrol kadar gula darah buruk.
Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes mellitus seperti Alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit Huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme, dan lain-lain.
Diabetes mellitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati.[14] Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
Pada NIDDM ditemukan ekspresi SGLT1 yang tinggi, rasio RBP4 dan hormon resistin yang tinggi, peningkatan laju metabolisme glikogenolisis dan glukoneogenesis pada hati, penurunan laju reaksi oksidasi dan peningkatan laju reaksi esterifikasi pada hati. NIDDM juga dapat disebabkan oleh dislipidemia, lipodistrofi, dan sindrom resistansi insulin. Pada tahap awal kelainan yang muncul adalah berkurangnya sensitifitas terhadap insulin, yang ditandai dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah. Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan pengeluaran dari adipokines ( nya suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi glukosa. Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan diagnosis dengan jenis 2 kencing manis. Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk memengaruhi anak remaja dan anak-anak. Diabetes tipe 2 dapat terjadi tanpa ada gejala sebelum hasil diagnosis. Diabetes tipe 2 awalnya diobati dengan cara perubahan aktivitas fisik (olahraga), diet (umumnya pengurangan asupan karbohidrat), dan lewat pengurangan berat badan.

2.5  Penyebab Penyakit Diabetes Melitus
2.5.1        Teori biologi
Diabetes Melitus disebabkan karena proses perombakan glukosa menjadi glikogen terganggu sehingga glukosa darah meningkat. Ginjal tidak mampu menyerap seluruh glukosa tersebut. Akibatnya, glukosa diekskresikan bersama urine. Diabetes melitus harus dikelola dan dikendalikan dengan baik agar penderitanya dapat merasa nyaman dan sehat, serta dapat mencegah terjadinya komplikasi.
Diabetes disebabkan oleh tiadanya sebagian atau seluruh insulin. Hormon ini normalnya dilepaskan secara langsung ke dalam sirkulasi darah dari kantong-kantong kecil sel yang dinamakan pulau-pulau Langerhans, yang tersebar di seluruh kelenjar pankreas (kelenjar perut). Pankreas terletak di perut sebelah atas, tepat di bawah hati, sebagian berada di belakang lambung, di kelilingi usus halus.Pankreas juga meghasilkan enzim-enzim, yang mengalir melalui suatu saluran ke usus halus, dan berfungsi membantu pencernaaan makanan. Bagian dari pankreas ini jarang terpengaruh oleh diabetes. Banting dan Best adalah dua orang Kanada yang pada tahun 1921 pertama kali mengambil insulin dalam bentuk yang bisa digunakan dari pankreas binantang. Tidak lama kemudian insulin itu terbukti berhasil dalam mengobati diabetes manusia. Kira-kira satu dari lima puluh orang adalah penderita diabetes, walaupun hanya satu dari empat orang penderita diabetes yang benar-benar memerlukan insulin untuk pengobatannya. Gejalah sering merasa haus timbul karena tingginya kadar gula (glukosa) dalam air kemih. Waktu dikeluarkan, gula dalam air kemih membawa serta air, sehingga tubuh menjadi kering dan merasa haus. Hal ini diikuti dengan penimbunan gula yang berlebihan dalam darah, karena tidak terdapat cukup insulin dalam tubuh untuk mengendalikannya.
(http://www.biologimu.com/2011/03/diabetes-mellitus.html akses 2 Desember 2015)

2.5.2        Penyebab Lainnya
                          a)       Pola hidup yang buruk
Pola hidup buruk adalah faktor utama terjadinya penyakit diabetes ini, seperti kita makan berbagai macam jenis makanan dalam jangka waktu yang dekat tanpa diimbangi dengan olah raga yang teratur atau minum air putih yang cukup dapat menyebabkan gula tertimbun dan tidak dirubah kedalam bentuk energi
                         b)       Jarang berolahraga
Jarang berolahraga juga menjadi faktor pemicu munculnya penyakit diabetes karena gula dalam tubuh tertumpuk sehingga tidak berubah menjadi energi. Dan menyebabkan obesitas, penderita obesitas sangat memungkinkan untuk memicu berbagai macam penyakit berbahaya salah satunya seperti penyakit diabetes ini
                          c)       Keturunan
Menurut penelitian bahwa orang yang memiliki keturunan diabetes  kemungkinan 6 kali lebih beresiko terkena penyakit diabetes. Maka dari itu yang sudah ada keturunan penyakit ini harus benar-benar menjaga pola makan dan pola hidupnya agar selalu sehat dan tidak terkena penyakit ini
                         d)       Terlalu banyak memakan makanan berpengawet
Bahan pengawet sangatlah berbahaya bagi semua  orang bukan saja menyebabkan penyakit diabetes tapi berbagai penyakit lainnya.
                          e)       Terlalu banyak makanan yang mengandung kadar gula tinggi
Hal ini benar-benar sangat memicu penyakit diabetes karena tubuh kelebihan asupan gula sehingga kadar gula darah dalam tubuh dan urine menjadi tinggi dan menyebabkan proses penyaringan darah di ginjal menjadi terganggu
                          f)       Kurang minum air putih
Kurangnya meminum air putih menyebabkan tubuh kurang cairan dan juga sedikit mengganggu kinerja ginjal

2.5.3        Gejala Awal Penyakit Diabetes Melitus
                          a)       Pegal-pegal
Badan calon penderita seringkali merasa pegal-pegal, pegal-pegal ini tidak dapat mereda walaupun sudah di pijat dan diberi obat.
                          b)      Susah tidur
Penderita sering kali susah tidur dimalam hari maupun disiang hari. Walaupun dapat tertidur itu hanya sebentar dan merasa tidak nyenyak
                          c)       Mudah gelisah
Calon penderita akan merasa mudah gelisah. Jantung seringkali berdebar dan ini sangat menyulitkan untuk dapat tertidur
                         d)      Berat badan menurun
Terjadi penurunan berat badan yang cukup sidnifikan. Biasanya hal ini terjadi pada penderita yang memiliki berat badan yang tinggi atau penderita obesitas
                          e)       Pandangan kabur dan tidak fokus
Pandangan selalu kabur dan tidak fokus. Ini seringkali terjadi pada setiap bangun pagi atau ketika siang hari. Biasanya akan secara tiba-tiba sehingga menggangu penderita
                          f)       Cepat lelah
Calon penderita akan cepat lelah walaupun hanya  melakukan sedikit aktifitas bahkan tidak melakukan aktifitas apapun. Sehingga mengharuskan calon penderita terus menerus beristirahat atau hanya diam diri di tempat tidur.
                          g)         Rasa haus yang berlebihan
Hal ini terjadi baik pada malam hari maupun siang hari.
                          h)         Intensitas buang air kecil menjadi lebih sering dan sulit dikontrol.
                           i)          Nafsu makan yang terus meningkat dan rasa lapar yang sulit untuk dikendalikan.
                           j)          Tubuh akan menjadi terlihat lebih kurus sementara kondisi makan dan minum sangat wajar.

2.5.4     Gejala Saat Akan Kambuh
                          a)         Wajah memucat
Wajah akan memucat sepanjang hari karena merasa sanggat lelah
                          b)         Cepat haus
Penderita akan merasa cepat haus dan tenggorokan terasa sangat kering. Terkadang 8 liter pun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
                          c)         Air kencing yang tertampung di toilet dikerubungi semut
Hal ini sering terjadi pada penderita yang diabetesnya mulai kambuh kembali. Hai ini lah salah satu cara termudah dan terpraktis untuk mengetahui tentang kenaikan kadar gula.
                         d)         Adanya rasa keinginan yang sangat untuk memakan makanan yang manis.
Ini paling sulit dihindari karena nafsu makan yang cukup besar untuk memakan makanan manis.
                          e)         Berkeringat berlebih walaupun tidak melakukan aktifitas apapun
Sebesar biji jagung. Itulah kata-kata yang sering diungkapkan karena keringat yang keluar memanglah sangat banyak dan besar.

2.6  Cara Pengobatan dan Cara Menghindari Penyakit Diabetes Melitus
2.3.1   Pengobatan Medis
1.      Menjalani tes HbA1c
Penderita diabetes dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan konsentrasi gula darah pada tiap 2-3 bulan. Pemeriksaan ini akan memperlihatkan tingkat kadar gula darah dalam beberapa bulan terakhir, serta keefektifan pengobatan.
Ketika tubuh sedang memproses gula, gula dalam darah secara otomatis melekatkan diri pada hemoglobin. Makin tinggi kadar gula dalam darah, makin banyak hemoglobin yang terkait dengan gula dan hemoglobin inilah yang disebut HbA1c. Tes HbA1c mengukur jumlah hemoglobin yang mengandung glukosa.
Jika memiliki kadar gula darah yang tinggi selama 2-3 bulan terakhir, hasil tes HbA1c akan menunjukkan angka yang tinggi sebagai indikasinya. Karena itu jenis pengobatan yang dijalani mungkin perlu diubah. Nilai rujukan normal untuk tes HbA1c penderita diabetes adalah di bawah 6,5%.
2.      Pemberian Obat pada Penderita.
Biasanya obat ini berbentuk tablet. Berikut beberapa jenis obat yang sering diberikan kepada para pemderita berikut dengan fungsinya:
a)      Metformin untuk mengurangi kadar gula darah
Metformin bekerja dengan mengurangi kadar gula yang disalurkan hati ke aliran darah dan membuat tubuh lebih responsif terhadap insulin. Ini obat pertama yang sering dianjurkan bagi penderita diabetes tipe 2.
Berbeda dengan obat-obat lain, metformin tidak menyebabkan kenaikan berat badan. Karena itu obat ini biasanya diberikan untuk penderita yang mengalami kelebihan berat badan.
Tetapi metformin kadang-kadang dapat menyebabkan efek samping yang ringan, misalnya mual dan diare. Dokter juga tidak akan menganjurkan obat ini untuk penderita diabetes yang mengalami masalah ginjal.
b)      Sulfonilurea untuk meningkatkan produksi insulin dalam pankreas
Sulfonilurea berfungsi meningkatkan produksi insulin dalam pankreas. Penderita diabetes yang tidak dapat meminum metformin atau tidak kelebihan berat badan mungkin akan diberikan obat ini. Jika metformin kurang efektif untuk mengendalikan kadar gula darah Anda, dokter mungkin akan mengkombinasikannya dengan sulfonilurea. Contoh-contoh obat ini adalah Glimepiride Glibenclamide Glipizide Gliclazide Gliquidone
Sulfonilurea akan meningkatkan kadar insulin dalam tubuh sehingga dapat mempertinggi risiko hipoglikemia jika salah pemakaiannya. Selain itu, obat ini memiliki efek samping seperti kenaikan berat badan mual dan muntah diare
c)      Glitazone (thiazolidinedione) sebagai pemicu terhadap insulin
Glitazone (misalnya, pioglitazone) biasanya dikombinasikan dengan metformin, sulfonilurea, atau keduanya. Obat ini berfungsi membuat sel-sel tubuh lebih sensitif terhadap insulin sehingga lebih banyak gula yang dipindahkan dari dalam darah.
Obat ini dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan pembengkakan pada pergelangan kaki. Anda tidak dianjurkan untuk meminum pioglitazone jika pernah mengalami gagal jantung atau berisiko terkena patah tulang.
Di beberapa negara, risoglitazone yang merupakan salah satu jenis obat glitazone telah dicabut dari pasaran karena terbukti meningkatkan risiko penyakit jantung seperti serangan jantung dan gagal jantung. Jika mengkonsumsinya, konsultasikanlah potensi efek sampingnya dengan dokter Anda.
d)     Gliptin (dipeptidyl peptidase-4 inhibitor) sebagai pencegah pemecahan GLP-1
Gliptin atau penghambat DPP-4 mencegah pemecahan hormon GLP-1 (glucagon-like peptide-1). GLP-1 adalah hormon yang berperan dalam produksi insulin saat kadar gula darah tinggi. Dengan demikian, gliptin membantu menaikkan tingkat insulin saat kadar gula naik.
Gliptin (misalnya, linagliptin, saxagliptin, sitagliptin, dan vildagliptin) dapat menghambat peningkatan kadar gula darah tinggi tanpa menyebabkan hipoglikemia. Obat ini tidak menyebabkan kenaikan berat badan dan biasanya diberikan jika penderita tidak bisa meminum sulfonilurea atau glitazone, atau dikombinasikan dengan keduanya.
e)      Agonis GLP-1 sebagai pemicu insulin tanpa risiko hipoglikemia
Exenatide adalah agonis GLP-1 dengan kinerja yang mirip hormon GLP-1 alami. Obat ini diberikan melalui suntikan sebanyak dua kali sehari. Exenatide dapat memicu produksi insulin saat terjadi peningkatan kadar gula darah tanpa risiko hipoglikemia.
Sebagian besar penderita diabetes yang meminum exenatide juga dapat mengalami penurunan berat badan. Obat ini umumnya diberikan kepada penderita diabetes yang meminum metformin serta sulfonilurea dan mengalami obesitas.
Jenis agonis GLP-1 lainnya adalah liraglutide yang disuntikkan sekali dalam sehari. Penelitian membuktikan bahwa obat ini juga dapat menurunkan berat badan. Liraglutide juga umumnya diberikan pada penderita diabetes yang meminum metformin serta sulfonilurea dan mengalami obesitas.
f)       Acarbose untuk memperlambat pencernaan karbohidrat
Acarbose memperlambat pencernaan karbohidrat menjadi gula dalam tubuh. Obat ini mencegah peningkatan kadar gula darah yang terlalu cepat setelah penderita diabetes makan.
Obat ini dapat menyebabkan efek samping diare dan perut kembung sehingga jarang digunakan untuk mengobati diabetes tipe 2. Tetapi dokter tetap akan memberikannya jika penderita tidak cocok meminum obat lain.
2.3.2   Pengobatan Traditional
1.      Daun Sirih Merah
Daun sirih merah ternyata cukup ampuh dalam menurunkan kadar gula dalam tubuh. Caranya yaitu dengan merebus 3 helai daun sirih yang sudah di cuci lalu rebus dengan air sebanyak dua gelas. Rebus hingga kira-kira hasil rebusan menjadi satu gelas. Minum sehari sekali untuk menjaga gula darah atau ketika kambuh.
2.      Dauh Jati Kering
Daun jati kering juga cukup ampuh untuk menurunkan kadar gula dalam tubuh dengan syarat harus daun jati yang benar benar kering dan berwarna coklat kering yang sudah jatuh ke tanah. Cuci bersih daun-daun jati kering setelah itu rebus sampai air berwarna merah tua. Minum air ini satu hari satu kali

2.3.3        Cara Menghindari Penyakit Diabetes Melitus
1.      Berhenti atau hindari rokok
2.      Menjaga berat badan agar tidak obesitas
3.      Melakukan olah raga yang teratur
4.      Menjalankan pola hidup sehat
5.      Hindari atau kurangi makanan yang mengandung banyak glukosa

2.3.4        Anjuran untuk Penderita Diabetes
a)      Rajin berolah raga agar tubuh selalu sehat.
b)      Kurangi makanan yang mengandung glukosa agar tidak cepat kambuh
c)      Selalu menjaga berat tubuh
d)     Hindari minuman bersoda
e)      Hindari rokok
f)       Jangan terlalu banyak melakukan aktifitas
g)      Ketika sudah memiliki enyakit diabetes maka saat memakan buah bahan usahakan hanya melon dan semangka saja.
h)      Mempunyai penyakit diabetes bukan berarti membatasi jumlah karbohidrat yang dimakan tetapi sedikit mengurangi. Bagi penderita diabetes boleh memakan nasi yang baru dimasak tetapi hanyalah sedikit.untuk hal ini bisa juga diganti dengan oatmeal atau sereal
i)        Perbanyak memakan sayuran


DAFTAR PUSTAKA
Sasrawan Hedi. “Penyakit Pada Ekskresi Manusia” http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/09/20-penyakit-pada-sistem-ekskresi-manusia.html (akses 2 Desember 2015 pkl 19.55)
 “Diabetes Mellitus”. http://www.biologimu.com/2011/03/diabetes-mellitus.html (akses 2 Desember 2015 pkl 19.33)
 “Diabetes Tipe 2”. http://www.alodokter.com/diabetes-tipe-2/.akses (3 Desember 2015 pkl 20.45)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar